Wednesday, May 30, 2012

Tentang Sistem Saraf


Sistem saraf-tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik
* mengecilkan pupil
* menstimulasi aliran ludah
* memperlambat denyut jantung
* membesarkan bronkus
* menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
* mengerutkan kantung kemih

Simpatik
* memperbesar pupil
* menghambat aliran ludah
* mempercepat denyut jantung
* mengecilkan bronkus
* menghambat sekresi kelenjar pencernaan
* menghambat kontraksi kandung kemih

Sistem Reproduksi pada Tumbuhan


Reproduksi pada tumbuhan dapat berlangsung secara vegetatif (aseksual = tidak kawin), generatif (seksual=kawin), dan metagenesis (vegetatif dan generatif secara bergantian).

1)    Reproduksi vegetatif
Reproduksi vegetatif sangat menolong tumbuhan dari kepunahan sebab tidak bergantung pada individu lain untuk reproduksinya. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan misalnya:
a.    Stolon (geragih)
Dari tumbuhan induk tumbuh cabang mendatar diatas tanah, kemudian pada buku-bukunya (ruas-ruas) tumbuh individual baru. Misalnya tumbuhan kaki kuda (centella asiatica), arbei.
b.    Tuber (Umbi Batang)
Batang atau cabang batang yang tumbuh di dalam tanah dan mampu membentuk tunas dan akar baru. Bagian yang akan membentuk individu baru menjadi besar membentuk umbi. Misalnya pada kentang (solanum tuberosum).
c.    Rimpang (rhizoma)
Batang atau cabang batang yang tumbuh menyerupai akar di dalam tanah. Rimpang masih memperlihatkan ciri sebagai batang yaitu berbuku-buku dan ada sisik sebagai modifikasi daun. Misalnya pada bunga tasbih (Canna edulis)
d.   Umbi Lapis
Umbi lapis (bulbus) adalah batang yang tumbuh di dalam tanah. Batang tumbuhan ini berlapis-lapis yang merupakan suatu modifikasi daun. Misalnya pada bawang merah (Allium cepa L.)
e.   Akar
Dari akar tumbuh tumbuhan baru, misalnya pada sukun.
f.    Daun
Dari daun tumbuh tunas baru, sebab ada bagian daun yang bersifat meristematik. Misalnya pada daun cocor bebek.
Reproduksi vegetatif pada tumbuhan di atas terjadi secara alami. Tumbuhan juga dapat dikembangbiakkan secara buatan dengan cara: mencangkok, stek, okulasi, merunduk, kultur jaringan dll.

2)    Reproduksi Seksual (generatif)
Reproduksi seksual pada tumbuhan terjadi pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka, misalnya pinus, cemara, melinjo, damar, dan pakis haji), dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup yaitu monokotil dan dikotil).
a.    Gametogenesis
Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan gamet (sel kelamin).
  • Oogenesis (Pembentukan ovum dalam ruang bakal buah/putik)
  • Spermatogenesis (Pembentukan spermatozoid dalam kepala sari/benang sari)

b.    Penyerbukan (Polinisasi)

Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik untuk tumbuhan Angiospermae sedang untuk Gymnospermae langsung pada bakal biji.
c.    Pembuahan (Fertilisasi)
Pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda sebab terjadi 2 kali pembuahan. Sedangkan pembuahan pada Gymnospermae disebut dengan pembuahan tunggal sebab hanya terjadi sekali pembuahan.
Berdasarkan asal serbuk sari, maka pembuahan dapat dibagi menjadi:
  • Autogami        : penyerbukan sendiri, serbuk sari membuahi putik pada bunga yang sama.
  • Geitonogami    : penyerbukan tetangga, serbuk sari berasal dari bunga lain dalam satu pohon. Alogami        : penyerbukan silang, serbuk sari berasal dari pohon yang berbeda spesies.
Berdasarkan faktor perantara yang menyebabkan sampainya serbuk sari di kepala putik, penyerbukan dibagi menjadi:
  • Anemogami    : dibantu oleh angin, misalnya pada padi, jagung, dan rumput.
  • Hidrogami        : dibantu oleh air misalnya pada Hydra.
  • Zoidiogami        : dibantu oleh hewan.
a)    Entomogami    : dibantu oleh serangga.
b)    Ornitogami        : dibantu oleh burung.
c)    Khiropterogami    : dibantu oleh kelelawar.
d)    Malakogami    : dibantu oleh siput.
  • Antropogami     : dibantu oleh manusia misalnya anggrek dan panili.

3)    Reproduksi pada tumbuhan yang bersifat khusus

Reproduksi  pada tumbuhan dari sel generatif dapat terjadi dengan pembuahan (amfimiksis),  atau tanpa  pembuahan (apomiksis) yaitu:
a.    Partenogenesis    : terbentuknya individu baru dari lembaga (ovum) tanpa dibuahi.
b.    Apogami    : terbentuknya individu baru dari bagian lain non lembaga yaitu antipoda atau sinergid tanpa dibuahi.

Proses Reproduksi Pada Tumbuhan Bunga
Bunga adalah bagian tumbuhan yang mengandung organ reproduksi, yaitu putik, benangsari, kelopak bunga, dan mahkota bunga.
Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi dengan cara membentuk biji. Biji terbentuk dengan jalan reproduksi seksual yaitu bergabungnya sel kelamin jantan dari serbuk sari dengan sel kelamin betina dari bakal buah.
Bunga memiliki bagian jantan dan bagian betina. Bagian jantan adalah benang sari yang terdiri atas:
  • tangkai sari
  • kepala sari
  • serbuk sari
Bagian betina adalah putik yang terdiri atas:
  • bakal buah ( di dalam bakal bijinya terdapat sel kelamin betina)
  • tangkai putik
  • kepala putik
Polinasi atau penyerbukan terjadi ketika butir sel jantan dari benangsari masuk ke kepala putik bunga lalu turun ke tangkai putik untuk bergabung dengan bakal biji.
Ada juga tumbuhan yang bisa dikembangkan tanpa pembuahan (aseksual) yaitu dengan:
  • mencangkok
  • stek
  • okulasi
Daftar Pustaka
http://labschoolaceh07.isgreat.org/reproduksi-pada-tumbuhan.aspx
http://www.e-smartschool.com/PNU/005/PNU0050002.asp

Urbanisasi


Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi
 adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1.    Kehidupan kota yang lebih modern
2.    Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3.    Banyak lapangan pekerjaan di kota
4.    Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1.    Lahan pertanian semakin sempit
2.    Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3.    Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4.    Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5.    Diusir dari desa asal
6.    Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
1.    Memoderenisasikan warga desa
2.    Menambah pengetahuan warga desa
3.    Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4.    Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
D. Akibat urabnisasi
1.    Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
2.    Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3.    Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4.    Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal

Saturday, May 19, 2012

Sistem Koordinasi dan Alat Indera Manusia


-Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron|

-Cara Kerja Sitem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.

Skema terjadinya gerak sadar.
Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik – otak-sel saraf motorik-efektor- tanggapan

-Sistem Hormon
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya.

-Hipofisa (Pituitary)
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormon.
Letaknya di otak
Macam hormon yang dihasilkan :
1) Somatotropin: berfungsi mempercepat pertumbuhan
2) Prolaktin : berfungsi mengantar kegiatan kelenjar susu
3) Tireotropin: mempengaruhi aktivitas kelenjar tiroid
4) Adnecorticotropin : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal bagian kortek
5) Gonadotropin: mempengaruhi aktivitas ovarium atau testis
6) Vasopresin: mengatur penyempitan pembuluh darah
7) Oksitosin : mengatur kontraksi otot uterus pada saat melahirkan.
- Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)
Hormon yang dihasilkan yaitu tiroksin dan berfungsi mengatur pertumbuhan dan metabolisme. Letak kelenjar di sekitar jakun.
- Kelenjar anak gondok (kelenjar paratiroid)
Terletak di dekat kelenjar gondok. Hormon yang dihasilkan yaitu parathormon dengan fungsi mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam darah.
- Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal)
Terletak menempel pada bagian atas ginjal. Bagian kulit menghasilkan kortison yang berfungsi mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air dan garam.
Sedang bagian sumsum (medulla) menghasilan adrenalin (epinefrin) yang berfungsi mempengaruhi denyut jantung, mengatur otot-otot kandung kencing juga mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa.
- Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas bagian pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon ini mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen.
- Kelenjar kelamin
Pada laki-laki
Terletak dibagian testis. Hormon yang dihasilkan yang terpenting yaitu testosteron yang berfungsi mempertahankan proses pembentukan sperma dan menumbuhkan cirri-ciri kelainan sekunder
Pada wanita
Terletak pada ovarium. Hormon yang dihasilkan :
1) Estrogen, untuk mempertahankan pembentukan ovum dan cirri-ciri kelainan sekunder
2) Progesteron, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu.

-Indera Manusia
Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :
• Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)
• Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan 9statoreseptor)
• Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)
• Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)
• Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)
Tiap indera akan berfungsi dengan sempurna apabila :
1. Indera tersebut secara anatomi tidak ada kelainan
2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik
3. Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja dengan baik
4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan baik.

Mata
- Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak
- Mata merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya
- Bagian mata yang peka terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang terdapat pada lapisan retina.
- Kita dapat melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada bintik kuning, kemudian rangsangan diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat penglihatan di otak

Telinga
- Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf pendengaran
- Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
- Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan pusat pendengaran
- Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga saluran setengah lingkaran.

Kulit
- kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba
- kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri

Lidah
- Lidah berfungsi sebagai indera pengecap
- Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan masam)
- Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.

Hidung
- Hidung berfungsi sebagai indera pembau
- Ujung-ujung saraf pembau terletak pada selaput lender rongga hidung bagian atas, kerang hidung atas dan permukaan atas kerang hidung yang tengah.
- Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi sebagai pelembab
- Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita menarik napas ditangkap oleh ujung saraf kemudian dibawa ke pusat pembau di otak sehingga kita dapat menerima rangsang bau.

-Kelainan dan Penyakit Indera
Miopi atau rabun jauh
Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh didepan retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengash mata panjang. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa negatif
Hypermetropi atau rabun dekat
Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh dibelakang retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa positif.
Presbiopi
Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa negative.
Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan dari terang ke gelap atau saat senja
Katarak
Yaitu mengaburnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau juga factor usia.

Sistem Gerak


SISTEM GERAK HEWAN

Umumnya gerak pada hewan lebih jelas terlihat dibandingkan gerak tumbuhan. Gerak pada hewan ditunjang oleh adanya otot dan rangka. Rangka pada hewan berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya. Rangka hewan dapat dikelompokan menjadi rangka luar dan rangka dalam.

Endoskeleton (Rangka dalam)
Eksoskeleton (Rangka luar)
  • Rangka tereletak di dalam tubuh
  • Sebagai pelindung alat-alat vital
  • Berfungsi sebagai alat gerak pasif
  • Sebagai tempat untuk memproduksi sel-sel darah
  • Pada umumnya terdapat pada golongan Vertebrata, Misalnya : Mamalia, Aves, Amphibi, dan Reptil.
  • Rangka terletak di luar tubuh
  • Sebagai pelindung seluryh tubuh
  • Tidak berfungsi sebagai alat gerak
  • Tidak dapat memproduksi selsel darah
  • Pada umumnya terdapat pada golongan Avertebrata, Misalnya : Insecta dan Mollusca.

SISTEM GERAK MANUSIA

Aktivitas rutin yang dilakukan organisme khususnya manusia seperti gerak tumbuh, mencari makan, berpindah tempat, menghndari musuh dan lainnya disebabkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Otot memiliki kemampuan berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tylang dan kulit. Oleh sebab itu, otot disebut sebagai alat gerak aktif dan tulang disebut alat gerak pasif.

RANGKA

Rangka adalah kumpulan berbagai tulang yang memberi bentuk tubuh yang khas dan melindungi organ yang lunak serta sebagai alat gerak yang terjadi melalui hubungan tulang atau sendi.
Fungsi Rangka tubuh :
  1. Menyokong dan menunjang tegaknya tubuh.
  2. Emberi bentuk tubuh yang khas.
  3. Melakukan fungsi sebagai alat gerak pasif.
  4. Melindungi organ-organ tubuh yang lunak.
  5. Sebagai tempat melekatnya otot.
  6. Sebagi tempat pembentukan sel-sel darah merah
  7. Sebagai tempat penimbunan mineral Ca, P, Mg dan F.
Urutan Proses Pembentukan Tulang :
1)    Tulang rawan pada embrio mengandung banyak osteoblast, terutama di daerah epifise dan diafise. Tulang ini di bungkus oleh selaput tulang rawan (perikondrium).
2)    Osteosit tebentuk dari osteoblast yang tersusun melingkar membentuk swistem havers, yang di tengahnya terdapat saluran havers yang banyak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf.
3)    Di bagian tengah tulang pipa, terjadi perombakan sel-sel tulang yang menjadikan daerah ini berongga sehingga terbentuk rongga sumsum tulang.
4)    Osteosit yang terbentuk mensekresikan protein yang akan menjadi matriks tulang. Setelah terisi senyawa kalsium dan fosfat tulang akan mengeras.
5)    Selama terjadi proses osifikasi yang terpusatkan pada bagian diafise dan epifise, di antara kedua daerah tersebut terbentuk daerah yang belum atau tidak mengalami penulangan disebut cakraepifise. Daerah cakraepifise berupa tulang rawan yang banyak mengandung osteoblast.
6)    Daerah cakraepifise terus mengalami proses penulangan sehingga bagian ini terus memanjang.
Osifikasi atau penulangan di bagi 2. Yaitu :
  1. Osifikasi kondral
Proses pembentukan tulang dari tulang rawan. Proses ini terjadi pada tulang pipa dan tulang pendek.
  1. Osifikasi Desmal
Proses pembentukan tulang dari membran jaringan mesenkim, misalnya pada tulang tengkorak.
Jenis-jenis Tulang :
  • Tulang Pipa : Berbentuk panjang seperti pipa yang kedua ujungnya bulat. Contohnya : Tulang paha, tulang betis, dan tiulang hasta.
  • Tulang Pipih : Berbentuk pipih atau gepeng dan mempunyai dua lapisan tulang kompak yang diebut Lamina eksterna dan Interna ossis karnii. Contohnya : Tulang rusuk, tulang tengkorak dan tulang belikat.
  • -Tulang Pendek : Tulang ini pendek dan tidak beraturan berbentuk seperti kubus, mempunyai inti tulang spon yang dikelilingi tulang kompak. Contoh : Tulang telapak tangan, tulang telapak kaki, dan ruas-ruas tulang belakang.
Berdasarkan jenisnya tulang dapat dibedakan menjadi Tulang rawan dan Tulang sejati.
ü  Tulang Rawan (kartilago) : terdiri atas sekl-sel tulang yang mengeluarkan matriks yang disebut kondrin. Kondrin dihasilkan oleh kondrioblast. Tulang rawan bersifat lentur. Matriks tulang rawan umumnya berupa hialin homogen dan jernih.
ü  Tulang sejati (Osteon) : Sekumpulan sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat sehingga menyebabkan tulang bersifat keras.

OTOT SEBAGAI ALAT GERAK AKTIF

Keseluruhan gerfak yang terjadi dalam tubuh adalah aktivitas otot, sedangkan otot sendiri tersusun atas serat-serat otot yang berupa sel-sel panjang. Serat otot tersusun atas mikrofilamen yang terdiri dari protein kontraktil dan aktimiosin.
JENIS OTOT :
  1. Otot Rangka :
s  Susunannya berupa serabut-serabut panjang
s  Mengandung banyak inti sel eksentris. Tampak adanya bagian terang-gelap
s  Pada umumnya melekat pada rangka
s  Kerja otot ini dibawah kendali saraf sadar
s  Gerakan otot ini berlangsung dengan cepat, tapi jika berlangsung terus menerus akan cepat lelah.
  1. Otot Polos :
s  Stri\uktur otot ini tidak menunjukkan adanya terang-gelap
s  Sel-sel ototnya berbentuk gelondong dan hanya memiliki 1 buah inti sel konsentris yang terletak di tengah-tengah
s  Reaksi otot ini lambat,
s  Mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak cepat lelah
s  Gerakan otot ini dibawah pengaruh saraf tak sadar
s  Dapat di temukan pada organ-organ dalam tubuh.
  1. Otot Jantung :
s  Hanya dijumpai pada dinding jantung
s  Struktur selnya menyerupai otot luriktetapi bercabang dan berinti satu di tengah
s  Kerjanya di bawah saraf tak sadar
s  Gerakannya lambat, teratur dan tak mudah lelah.
MACAM-MACAM GERAKAN OTOT
  • Ekstensi
  • Fleksi
  • Elevasi
  • Abduksi
  • Adduksi
  • Dilatasi
  • Rotasi
KELAINAN dan GANGGUAN pada SISITEM GERAK

v  Fraktura (patah tulang)
v  Kifosis
v  Lordosis
v  Skoliosis
v  Rakhitis
v  Osteoporosis

Alat Musik Angklung


Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.
Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag diJasingaBogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.

Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.Bahkan, sejak 1966Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.
Angklung Kanekes

Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka 
orang Baduy) digunakan terutama karena hubungannya dengan ritus padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Menabuh angklung ketika menanam padi ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, masih bisa ditampilkan di luar ritus padi tetapi tetap mempunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. 

Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai.Dalam sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: Lutung KasarungYandu BibiYandu SalaCeuk ArileuOray-orayanDengdangYari GandangOyong-oyong BangkongBadan Kula,KokoloyoranAyun-ayunanPileuleuyanGandrung MangguRujak GadungMulung MuncangGilerNgaranggeongAceuknaMarengoSalak SadapurRangda NgendongCelementreKeupat ReundangPapacangan, dan Culadi Dengdang. Para penabuh angklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran kecil membuat posisi berdiri sambil berjalan dalam formasi lingkaran. Sementara itu yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan tertentu yang telah baku tetapi sederhana. Semuanya dilakukan hanya oleh laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat Daduy Dalam, mereka dibatasi oleh adat dengan berbagai aturan pamali (pantangan; tabu), tidak boleh melakukan hal-hal kesenangan duniawi yang berlebihan. Kesenian semata-mata dilakukan untuk keperluan ritual.Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Penggunaan instrumen bedug terdapat perbedaan, yaitu di kampung-kampung Kaluaran mereka memakai bedug sebanyak 3 buah. Di Kajeroan; kampung Cikeusik, hanya menggunakan bedug dan talingtit, tanpa ketuk. Di Kajeroan, kampung Cibeo, hanya menggunakan bedug, tanpa talingtit dan ketuk.

Di Kanekes yang berhak membuat angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero). Kajeroan terdiri dari 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak semua orang bisa membuatnya, hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang mengerjakannya di samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di Cikeusik yang terkenal adalah Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah. Orang Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.


Angklung Dogdog Lojor
Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat 
Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakartaBogor, danLebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi. Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Tradisi penghormatan padi pada masyarakat ini masih dilaksanakan karena mereka termasuk masyarakat yang masih memegang teguh adat lama. Secara tradisi mereka mengaku sebagai keturunan para pejabat dan prajurit keraton Pajajaran dalam baresan Pangawinan (prajurit bertombak). Masyarakat Kasepuhan ini telah menganut agama Islam dan agak terbuka akan pengaruh modernisasi, serta hal-hal hiburan kesenangan duniawi bisa dinikmatinya. Sikap ini berpengaruh pula dalam dalam hal fungsi kesenian yang sejak sekitar tahun 1970-an, dogdog lojor telah mengalami perkembangan, yaitu digunakan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan, dan acara kemeriahan lainnya. Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor adalah 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar. Keempat buah angklung ini mempunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal, kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga semuanya berjumlah enam orang.Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya Bale AgungSamping HideungOleng-oleng PapangantenSi Tunggul KawungAdulilang, dan Adu-aduan. Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis dogdog dan angklung cenderung tetap.
Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.
Angklung Badeng
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Tetapi diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau 17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen, belajar agama Islam ke kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.Angklung yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek. Teksnya menggunakan bahasa Sunda yang bercampur dengan bahasa Arab. Dalam perkembangannya sekarang digunakan pula bahasa Indonesia. Isi teks memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik, serta menurut keperluan acara. Dalam pertunjukannya selain menyajikan lagu-lagu, disajikan pula atraksi kesaktian, seperti mengiris tubuh dengan senjata tajam.
Lagu-lagu badeng: LailahailelohYa’tiKasrengYautikeLilimbunganSolaloh.



Seni Rupa Terapan Nusantara


  • Seni Rupa Terapan

Wilayah Nusantara dihuni berbagai macam suku bangsa dengan beragam adat dan budaya. Hal tersebut memberikan kekhasan dan keunikan tersendiri dari bangsa Indonesia.Sehingga, hampir setiap suku bansa memiliki cara atau teknik sendiri dalam menciptakan benda- benda seni terapan yang biasanya juga mereka gunakan sehari-hari. Corak dan keunikan karyaseni terapan yang berbeda-bedapun tercipta.Keunikan Seni Rupa di Daerah Setempat.Karya seni rupa yang tersebar diwilayah nusantara banyak jenisnya dan masing-masingkarya seni       


Jenis karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat

1. Pengertian Karya Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan) manusia. Seni rupa terapan memiliki fungsi guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Contoh benda seni terapan antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat, benda-benda anyaman, kerajinan keramik, peralatan rumah tangga, kerajinan furniture.
Karya seni rupa terapan daerah setempat diciptakan untuk tujuan melestarikan nilai-nilai tradisi dan adat dalam proses serta teknik berkarya seni rupa daerah setempat. Bentuk, model, teknik, dan media memiliki keunikan/karakteristik tersendiri, sebagai kekayaan seni budaya.
Karya seni rupa terapan daerah setempat yaitu karya seni rupa yang memiliki fungsi pakai/guna, dibuat dengan teknik (cara) dan media yang ada di daerah setempat, sebagai aset atau kekayaan budaya nasional.

2. Hasil Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Benda-benda seni rupa terapan yang dihasilkan di bagian daerah di wilayah Indonesia diantaranya yang terkenal adalah:
a.       Kerajinan Batik
Seni batik adalah sebagai budaya nasional yang sudah banyak dikenal di mancanegara. Sebagian besar daerah di Indonesia memiliki karya seni batik yang berbeda jenis dan coraknya. Batik termasuk karya seni terapan dua dimensi yang umumnya digunakan sebagai nama motif atau corak batik. Antara lain :
  • Batik Solo
  • Batik Yogyakarta
  • Batik Bayumasan (Purwokerto)
  • Batik Laseman (Lasem-Rembang)
  • Batik Bakaran (Pati)
  • Batik Cirebon
  • Batik Pekalongan (corak Pekalongan)
  • Batik Madura
  • Batik Palembang
  • Batik Garut (Jawa barat)
  • Batik Bali
  • Batik Tuban (Jawa Timur)
b.      Kerajinan keramik dari Kasongan Yogyakarta, Purwakarta, Sompok, Mayong (Jepara), Bojonegoro    (Jawa Timur), Bandung, dan Kedu.
c.       Kerajinan kain tenun dari daerah Troso (Jepara), Bali, Garut, Yogyakarta, Tuban, Lombok, dan Timor.
d.      Kerajinan kuningan dari Juwana Pati (Jawa Tengah).
e.      Kerajinan ukir perak bakar dari Kota Gede Yogyakarta.
f.        Kerajinan anyaman dari bahan alami untuk benda tas, keranjang, tikar, dan topi. Daerah asal Tangerang, Kudus, Kedu, Tasikmalaya dan Bali.
g.       Kerajinan tangan untuk cinderamata (souvenir) dari daerah Surakarta, Jepara, Yogyakarta, Jakarta, Bali, Bandung, Palembang, Makassar, dan Samarinda.
h.      Kerajinan wayang kulit (Wayang / boneka yang terbuat dari kulit berbentuk dua dimensi) digunakan untuk seni perdalangan atau sebagai hiasan. Dihasilkan dari daerah Yogyakarta, Surakarta, Kedu, Bali, dan Jawa Timur.
i.         Wayang Golek (boneka berbentuk tiga dimensi) dihasilkan dari daerah, Bandung, dan Yogyakarta (Jawa tengah)
j.        Kerajinan ukir kayu, yang menghasilkan benda-benda ukir berupa perabotan rumah tangga ukir (meja, kursi, tempat tidur, almari, dan hiasan dinding) dan gambar relief. Daerah penghasik ukiran kayu antara lain Jepara, Bali, Kalimantan, Madura, dan Papua (suku Asmat), Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, dan Palembang.
k.       Kerajinan topeng kayu dari daerah Yogyakarta, Surakarta, Betawi, Cirebon, Bali, dan Bandung.
l.         Kerajinan merangkai janur. Jawa Tengah, Bali dan Yogyakarta.
m.    Kerajinan bordir berasal dari daerah Kudus dan Tas
3. Media dan Teknik Seni Rupa Terapan Daerah Setempat

  • Media (bahan/alat) yang digunakan umumnya bahan alami dn yang mudah didapat dari daerah setempat. Contoh media seni terapan tradisional (daerah setempat) umumnya menggunakan yang harganya murah, mudah terjangkau masyarakat umum/luas, bambu, kayu, tanah liat, jenis rumput-rumputan (untuk anyaman), eceng gondok, tempurung (batok) kelapa, kulit kerang, kulit hewan, batu marmer, batu andesit, dan daun-daunan.
  • Teknik (cara) yang digunakan dalam pembuatan karya seni terapan daerah setempat atau tradisional pada umumnya sangat sederhana yaitu dengan menggunakan tangan atau dengan alat bukan mekanis (mesin). Misalnya dalam pembuatan anyaman bambu daun, ukirankayu, kain tenun, kain songket keramik tradisi, wayang kulit dan golek, bordir, sulaman, kain batik. Dikerjakan secara perorangan atau kelompok. Dengan cara (teknik) ukir, pahat, anyam, aplikasi, jahit, butsir, membentuk.




KEUNIKAN GAGASAN DAN TEKNIK
DALAM KARYA SENI TERAPAN DAERAH SETEMPAT
A. Karakteristik Seni Rupa dan Cabang-cabangnya
Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari jumlah bagian-bagiannya.

Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu: karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh : seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.

Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai / terapan (applied art). Seni murni adalah karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang mencipta karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana untuk mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni yaitu: seni lukis, seni patung, seni grafis dan sebagian seni kerajinan.
Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapi sering pula terjadi sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumah tinggal.

B. Fungsi dan Tujuan Seni Rupa
Sebagai unsur budaya, seni hadir atau diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik lahir maupun batin. Sebuah unsur budaya akan tetap terpelihara keberadaannya jika unsur budaya tersebut masih berfungsi dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan betapa kita sangat membutuhkan sarana berekspresi dalam menikmati keindahan bentuk.
Berdasarkan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan manusia, seni dipilah menjadi beberapa kelompok.
1. Fungsi Individual
Manusia terdiri dari unsur fisik dan psikis. Salah satu unsur psikis adalah emosi. Maka fungsi individual ini dibagi menjadi fungsi fisik dan fungsi emosi.
a. Fisik
Fungsi ini banyak dipenuhi melalui seni pakai yang berhubungan dengan fisik, seperti; busana, perabot, rumah alat transportasi dan sebagainya.
b. Emosional
Fungsi ini dipenuhi melalui seni murni, baik dari senimannya maupun dari pengamat atau konsumennya. Contoh: lukisan, patung, film dan sebagainya.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial artinya dapat dinikmati dan bermanfaat bagi kepentingan orang banyak dalam waktu relative bersamaan. Fungsi ini dikelompokkan dalam beberapa bidang.
a. Rekreasi / hiburan
Seni dapat digunakan sebagai sarana untuk melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan. Contoh: film, komedi, tempat rekreasi dan sebagainya.
b. Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk mengkomunikan sesuatu seperti pesan, kritik, kebijakan, gagasan, dan produk kepada orang banyak. Contoh: iklan, poster, spanduk, dan lain-lain.
c. Edukasi / Pendidikan
Pendidikan juga memanfaatkan seni sebagai sarana penunjangnya, contoh; gambar ilustrasi pada buku pelajaran, poster ilmiah, foto dan sebagainya.
d. Religi / Keagamaan
Karya seni dapat dijadikan ciri atau pesan keagamaan. Contohnya; kaligrafi, arsitektur tempat ibadah, busana keagamaan dan sebagainya.

C. Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
1. Seni Bangun / Arsitektur
Seni bangun merupakan salah satu hasil budaya masyarakat. Masyarakat Nusantara membuat bangunan dalam berbagai fungsi, yaitu tempat tinggal, lumbung padi, dan tempat beribadah. Di Jawa Tengah terdapat rumah Joglo yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sekaligus menjadi ciri khas budaya masyarakatnya. Demikian pula dengan masjid Demak yang struktur bangunannya sangat dekat dengan struktur rumah joglo.

2. Pakian Adat
Pengaruh budaya setempat juga sangat terlihat pada pakaian adat. Pada masa sekarang busana adat Jawa Tengah sering kita lihat pada upacara-upacara perkawinan Di Jawa Tengah pakaian adat menjadi pakaian resmi yang terpengaruh dari kalangan istana yang biasa digunakan untuk upacara kerajaaan atau upacara-upacara Keraton. Misalnya pada busana kenegaraan abdi dalem yang mengiringi kereta kuda Sultan Yogyakarta dan Surakarta dalam iring-iringan upacara. Busana tersebut berupa kaos kaki sutera, sepatu, gesper, dan jas beludru yang dihiasi dengan jalinan berpita emas. Busana adat Jawa Tengah mendapat pengaruh dari Eropa pada era Kolonial Belanda.

3. Wayang
Pertunjukan wayang di Indonesia bukan saja sebuah kesenian, melainkan juga sumber nilai. Wayang dalam perkembangannya sebagai sumber nilai, menyerap berbagai ajaran tentang penghormatan kepada alam, nenek moyang dan para dewa-dewi. Penghormatan itu dilakukan oleh manusia sebagai keinginan dasar untuk berhubungan dengan kekuatan adikodrati (supranatural), kepemimpinan dan kepahlawanan.Selain itu penghormatan semacam itu dilakukan sebagai bentuk hubungan manusia dengan Tuhan, dan juga hubungan manusia dengan manusia lain. Kesenian wayang umumnya memuat ajaran keagamaan dan kehidupan. Wayang selalu berubah dan menyesuaikan diri dengan konteks keagamaan dan zamannya. Pada masa penyebaran agama Hindu-Budha dan juga Islam dan Kristen, kesenian wayang selalu dimanfaatkan sebagai media yang popular dan efektif untuk dakwah keagamaan.
Meskipun sudah berkembang sejak masa Hindu-Buddha, kesenian wayang di Jawa mendapat sentuhan kreatif pada masa Islam. Sentuhan itu bukan saja terlihat dalam bentuknya melainkan juga pada tema-temanya. Meskipun begitu, wayang tetap mengandung pakem-pakem cerita utama, seperti Ramayana dan Mahabarata. Kesenian wayang di Jawa menjadi alas dakwah dan pendidikan paling efektif dan telah diterima masyarakat sehingga tetap hidup dalam berbagai bentuk perkembangannya sampai sekarang. Dari kesenian wayang yang bernafaskan Islam tersebut lahirlah sejumlah jenis wayang antara lain Wayang Kulit, Wayang Beber, Wayang Kayu, Wayang Krucil, Wayang Golek, bahkan Wayang Suket.

4. Perabot dan Benda Rumah Tangga
Perabot rumah tangga di Indonesia khususnya di Jawa banyak dipengaruhi gaya Eropa dan muncul pertama kali di kalangan istana. Perabot rumah tangga mulai digunakan di kalangan istana karena pada masa itu Sultan tidak dapat menerima perbedaan yang kontras antara dirinya dengan orang-orang Eropa. Orang Eropa duduk di tempat yang tinggi, seperti kursi atau sofa sedangkan dirinya duduk di lantai atau tikar. Akhirnya Sultanpun mulai menggunakan kursi, terutama di tempat kegiatan, serta saat Sultan dan pegawai belanda muncul bersamaan. Perabot rumah tangga asli didatangkan kalangan istana dan orang-orang Eropa serta dipakai sebagai lambang kebesaran. Pola-pola hiasnya kemudian ditiru oleh para perajin lokal. Hingga sekarang rumah-rumah dan perabotan orang Indonesia banyak mengandung unsur arsitektur yang mencerminkan kebesaran pemerintah Belanda.
Selain kursi, perabot rumah tangga yang lain banyak juga yang disertai hiasan dengan motif gaya Eropa.

5. Batik
Seperti halnya kesenian wayang, batik telah menjadi bagian dari kekayaan seni rupa tradisional di Nusantara, jauh sebelum masuknya Islam. Mitos awal tentang batik sudah ada sejak sekitar taun 700 Masehi. Mitos tersebut bercerita tentang istri Pangeran Jenggala, Lembu Ami Luhur. Dia seorang putrid dari Coromandel. Ia mengajari orang Jawa menenun, membatik dan mewarnai kain. Sejak itu kain batik dengan berbagai motif tertentu menjadi bagian dari identitas busana dan budaya raja, permaisuri dan keluarga istana pada masa kerajaan Hindu. Namun catatan tertulis tentang batik baru muncul pada tahun 1518, di wilayah Galuh di wilayah Barat laut Jawa.
Pada masa Islam batik terus berkembang, terutama dalam kekayaan motif dan arti perlambangannya. Pada masa Islam motif animisme dan Hinduisme yang muncul pada masa kerajaan Hindu diperkaya dengan motif Kaligrafi Arab, Masjid, Kakbah dan permadani. Di samping itu motif Cina sangat kental pada motif batik. Dalam sebuah cerita disebutkan bahwa Sultan Agung, Raja Islam pertam Mataram (1613-1645) memakai batik dengan motif burung Huk. Dalam mitologi Cina, burung Huk melambangkan keberuntungan.
Pada masa Islam dan masa sebelumnya, tradisi batik memang cenderung menjadi bagian dari tradisi istana. Namun dalam perkembangannya, ketika nilai-nilai keistanaan meluntur, nilai-nilai batik menjadi memasyarakat. Batikpun dibuat dan dipakai oleh banyak kalangan. Hasanuddin dalam bukunya yang berjudul Batik Pesisiran menyebutkan bahwa kegiatan membatik didasarkan pada lima motivasi dasar, yaitu:
a. Membatik sebagai kegiatan sambilan wong cilik.
b. Kegiatan membatik sebagai komoditas.
c. Membatik sebagai tradisi kalangan bangsawan.
d. Kegiatan membatik sebagau usaha dagang orang Cina dan Indo-Belanda yang ragam hias dan fungsinya diperuntukan bagi kalangan terbatas.
e. Membatik sebagai kebutuhan seni atau desain dengan konsep kontemporer.

6. Ragam Hias / Pola Wastra
Pada abad ke 18 dan 19, perdagangan batik di Indonesia berkembang pesat. Oleh karena kepesatan tersebut mulailah orang-orang Cina terjun sebagai pedagang batik dalam skala kecil maupun besar. Selain terjun sebagai pengusaha, orang-orang Cina mulai merintis dan membuka peruahaan batik sendiri. Para pekerjanya adalah warga pribumi dengan disiplin kerja yang ketat. Oleh sebab itu mutu batiknya cukup baik
Batik produksi pengusaha Cina cenderung menggunakan warna terang dan beraneka ragam. Pewarna yang digunakan adalah indigosol yang cukup tahan gosokan dan sinar matahari. Ragam hias yang batik yang paling popular adalah burung funiks yang berekor panjang, meander dan swastika. Ragam hias model ini banyak dipakai pada selendang lokcan berbahan sutera.
Perkembangan ragam hias batik Cina dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan selera konsumen. Di daerah Lasem misalnya, ragam hias batik Cina lebih rumit dan datar. Warna yang digunakan antara lain merah, biru, ungu, kuning, dan cokelat. Dalam proses perkembangannya susunan corak, ragam hias, dan warna batik Cina dan pribumi saling mempengaruhi dan melengkapi. Batik yang dibuat di daerah Pantai Utara Laut Jawa menggunakan corak terang, serta memadukan lukisan burung dan bunga. Hal itu jelas menandakan adanya pengaruh Cina. Batik Cirebon juga dikenal karena penggunaan pola ragam hias Cina, yaitu awan dan batu. Pengaruh Cina juga terdapat pada sarung songket yang berbenang emas dari Bali dan Sumatera serta kain perada Bali.